KAIDAH KE-6 BUKTI DITERIMANYA SHALAT TAHAJJUD REZEKI MENJADI BERKAH

 


Bukti diterimanya shalat Tahajjud di mata Allah Azza Wa Jalla adalah rezeki yang kita peroleh menjadi berkah. Keberkahan rezeki ini tidak diukur dengan banyak atau sedikitnya yang diperoleh, akan tetapi lebih kepada kemanfaatan yang digunakan. Karena ada rezeki yang diperoleh banyak hanya untuk menutup pengeluaran saja dan tidak mencukupi kebutuhan, sering kali kita tidak menyadari uang tersebut digunakan untuk apa saja. Itu salah satu tanda tidak berkahnya rezeki yang kita dapatkan. Begitu pun sebaliknya, ada rezeki yang kita dapatkan tidak seberapa, tetapi semua kebutuhan dapat tercukupi, dan malahan masih bisa menyisakan uang untuk di tabung dan sedekah. Di sini salah satu contoh dari keberkahan rezeki tersebut.

            Untuk memahami konsep dari keberkahan rezeki, kita tentu harus paham terlebih dahulu tentang definisi berkah. Jadi secara bahasa, berkah adalah kata sifat yang berarti karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia. Karena berkah adalah kata sifat, maka dari itu setiap manusia menginginkannya melekat dengan segala hal yang mereka miliki. Entah itu dari keberkahan rezeki, keberkahan keturunan, atau keberkahan-keberkahan lain dalam kehidupan seseorang.

            Ibnu Mandzur dalam kitabnya Lisanul Arab menjelaskan bahwa al-barakah adalah berkembang, bertambah, dan berbahagia. Sedangkan Imam Nawawi berpendapat bahwa akar dari makna keberkahan adalah kebaikan yang banyak dan abadi (Syara shahih muslim oleh an-Nawawi 1/225). Dari sini bisa tarik kesimpulan bahwa keberkahan itu adalah bertambahnya nilai, manfaat, dan kebaikan suatu benda, dalam hal ini rezeki.

            Ada dua metode untuk mengukur keberkahan rezeki. Pertama, secara kuantittatif yakni dengan cara melihat fisik. Artinya rezeki tersebut bertambah banyak. Misalnya Allah Azza Wa Jalla memberikan kita rezeki, kemudian rezeki tersebut kita pergunakan di jalan yang sesuai dengan syariat agama, lantas rezeki tersebut bertambah banyak. Perubahan wujud rezeki dari yang semula sedikit menjadi banyak merupakan bentuk dari keberkahan rezeki. Sebab, rezeki tersebut bertambah dan berkembang. Metode yang kedua adalah menimbang keberkahan rezeki dengan melihat esensinya. Bisa saja, rezeki yang kita peroleh tidaklah seberapa, tetapi manfaat dan kegunaannya berlipat ganda. Tidak hanya pemilik rezeki yang memperoleh manfaatnya, tetapi lingkungan sekitar pun ikut memperoleh keberkahannya. Rezeki seperti inilah wujud dari keberkahan rezeki yang sesungguhnya.

 

 

Sumber : buku Tahajjudlah, Allah menjaminmu sukses, Ustadz Mukhammad Yusuf


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Comments


EmoticonEmoticon