KAIDAH KE-5 SYARAT-SYARAT DITERIMANYA AMALAN


Kebanyakan kaum muslimin memiliki persepsi, bahwa semakin banyak dia beramal maka pasti semakin banyak pahala yang akan dia dapat. Ini adalah persepsi keliru, karena ada amalan yang tampaknya banyak dan berat tetapi tidak bernilai di sisi Allah. Apakah syarat-syarat agar amalan bisa di terima? 


Ketahuilah wahai saudaraku seiman bahwa semua ibadahmu tidak akan diterima di sisi Allah kecuali jika terpenuhi dua syarat:

1. Ikhlas

Allah tidak akan menerima amalan kecuali yang dimurnikan semata kepada-Nya. Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:

ูˆَู…َุง ุฃُู…ِุฑُูˆุง ุฅِู„َّุง ู„ِูŠَุนْุจُุฏُูˆุง ุงู„ู„َّู‡َ ู…ُุฎْู„ِุตِูŠู†َ ู„َู‡ُ ุงู„ุฏِّูŠู†َ ุญُู†َูَุงุกَ ูˆَูŠُู‚ِูŠู…ُูˆุง ุงู„ุตَّู„َุงุฉَ ูˆَูŠُุคْุชُูˆุง ุงู„ุฒَّูƒَุงุฉَ ۚ ูˆَุฐَٰู„ِูƒَ ุฏِูŠู†ُ ุงู„ْู‚َูŠِّู…َุฉِ

"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan yang demikian itulah agama yang lurus" (Q.S.al-Bayyinah [98]: 5.

dan Alloh berfirman:
...ุฃَู„َุง ู„ِู„َّู‡ِ ุงู„ุฏِّูŠู†ُ ุงู„ْุฎَุงู„ِุตُ

"Ingatlah, hanya kepunyaan Alloh-lah agama yang bersih (dari syirik...)  (Q.S. az-Zumar [39]: 3) 

Allah Subhanahu Wata'ala berfirman:
ู‚ُู„ِ ุงู„ู„َّู‡َ ุฃَุนْุจُุฏُ ู…ُุฎْู„ِุตًุง ู„َู‡ُ ุฏِูŠู†ِูŠ

Katakanlah: "Hanya Alloh saja yang Aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku." (Q.S az-zumar [39] : 14)


2. Ittiba'

Mengikuti Rasululloh Shallallahu'alaihi wasallam, karena sesungguhnya Alloh tidak akan menerima amalan kecuali yang mencocoki dengan petunjuk Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam, Alloh Azza wa Jalla berfirman:

...ูˆَู…َุง ุขุชَุงูƒُู…ُ ุงู„ุฑَّุณُูˆู„ُ ูَุฎُุฐُูˆู‡ُ ูˆَู…َุง ู†َู‡َุงูƒُู…ْ ุนَู†ْู‡ُ ูَุงู†ْุชَู‡ُูˆุง...

"Apa yang diberikan Rosul kepdamu, maka terimalah. Dan apa yang di larangnya bagimu, maka tinggalkanlah."  (Q.S al-Hasyr [59]: 7).

Alloh Azza wa Jalla berfirman:

ูَู„َุง ูˆَุฑَุจِّูƒَ ู„َุง ูŠُุคْู…ِู†ُูˆู†َ ุญَุชَّู‰ٰ ูŠُุญَูƒِّู…ُูˆูƒَ ูِูŠู…َุง ุดَุฌَุฑَ ุจَูŠْู†َู‡ُู…ْ ุซُู…َّ ู„َุง ูŠَุฌِุฏُูˆุง ูِูŠ ุฃَู†ْูُุณِู‡ِู…ْ ุญَุฑَุฌًุง ู…ِู…َّุง ู‚َุถَูŠْุชَ ูˆَูŠُุณَู„ِّู…ُูˆุง ุชَุณْู„ِูŠู…ًุง

"Maka demi Tuhan Robb-mu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya."  (Q.S an-Nisa' [4]:65) 

Rasululloh Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
ู…َู†ْ ุนَู…ِู„َ ุนَู…َู„ًุง ู„َูŠْุณَ ุนَู„َูŠْู‡ِ ุฃَู…ْุฑُู†َุง ูَู‡ُูˆَ ุฑَุฏٌّ
"Barangsiapa yang mengada-adakan dalam urusan kami ini suatu perkara yang tidak ada padanya maka amalan itu tertolak." dan dalam lafadz yang lain : "Barangsiapa yang melakukan amalan yang tidak berdasarkan urusan dari kami maka amalan itu tertolak." ( Shohih Bukhori:2499 dan Shohih Muslim:3243)

Hadits ini menunjukkan bahwa segala amalan yang tidak berdasar kepda urusan Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam maka dia akan tertolak. Dan maksud "urusan" Rasululloh Shallallahu 'alaihi wasallam adalah agama dan syari'atnya. Maka barang siapa yang melakukan amalan tanpa ada tuntunan dari Rasululloh Shallallahu 'alaihi wasallam maka amalannya akan tertolak, kembali kepda pelakunya tanpa mendapatkan pahala sedikitpun dari Alloh Azza wa Jalla.

Maka tidak akan berguna setiap amalan jika tidak ikhlas semata untuk Allah dan benar sesuai dengan Sunnah Rasululloh Shallallahu 'alaihi wasallam.




Sumber: Buku Jadilah Muslimah Sejati, Arif Fathul Ulum bin Ahmad Sifullah

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Comments


EmoticonEmoticon